Pipiet Tri Noorastuti, Anda Nurlaila
| Ikan segar (Corbis) | |
VIVAnews - Hidangan laut, terutama ikan, kaya asam lemak omega 3. Sayang, di balik gizi yang ditawarkan, ikan yang berasal dari lingkungan tercemar juga menyimpan endapan bahan kimia penyebab kanker. Alih-alih bikin tubuh sehat, ikan bisa menyebabkan gangguan kesehatan bila dikonsumsi secara serampangan.
Tapi, tak perlu menghindari konsumsi sumber protein satu ini. Yang perlu dilakukan adalah mencari tahu apakah ikan yang akan dibeli merupakan hasil budidaya atau tangkapan dari laut. Lebih baik memilih hidangan laut atau ikan yang memiliki kontaminan paling rendah.
Saat membeli, pilih ikan dengan ukuran yang lebih kecil, rendah lemak, dan tidak hidup di laut dalam. Beberapa contoh ikan yang cukup aman dikonsumsi antara lain herring, makarel, teri, sarden, kerang-kerangan, salmon liar Alaska, udang, tilapia, dan ikan Bass Laut Hitam.
Jenis ikan yang harus dikurangi atau dihindari, antara lain: ikan tuna besar, ikan pari, ikan pedang, ikan hiu, makarel raja, marlin, dan ikan yang ditangkap di perairan dalam. Bahan kimia berbahaya seperti, Metyl Mercury dan Polychlorinated Biphenyls (PCB), terkonsentrasi di perairan dalam.
Ikan tuna putih, terutama yang kalengan, cenderung memiliki konsentrasi merkuri yang lebih tinggi daripada tuna segar berukuran kecil. Porsi makanan laut yang ideal untuk dewasa sekitar 4-6 ons, dan untuk anak 2-3 ons.
Meskipun tidak dapat mengurangi tingkat merkuri dalam ikan, ada beberapa trik selama mengolah hidangan agar lebih sehat.
- Buang kulit, lemak dan daging warna gelap di sepanjang bagian atas atau tengah fillet.
- Buang mustard dari kepiting dan hati (tomaley) dari lobster.
- Panggang atau steam hidangan laut dengan panci yang memungkinkan lemak menitik jauh dari ikan. Gunakan panci yang sangat panas atau kukusan. Hindari atau kurangi menggoreng ikan.
- Hindari saus ikan yang terbuat dari lemak atau cairan ikan dalam masakan.
- Buang organ dalam ikan sebelum diolah. (kd)
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar